Tidak banyak yang tahu, bahwa Dolly yang pernah dikenal sebagai lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara memiliki sisi yang bernilai religi.
Prostitusi dan religi, sebuah paradoks yang sangat kecil kemungkinannya untuk dapat berjalan beriringan, menjadikan perjalanan Pesantren Dolly tidak semulus kulit para tuna susila.
Didirikan pada tahun 2008, pesantren yang berada di jantung pusat kesenangan dan hingar-bingar musik koplo tersebut berkomitmen agar anak-anak di kawasan red district tetap mampu mengeja huruf Hijaiyah.
Di tahun ke-13-nya, Pesantren Dolly kini tetap konsisten mengajak masyarakat sekitar untuk melakukan hal baik.
Dengan diiringi doa para santri yang berjumlah ratusan orang, Pesantren Dolly saat ini sedang membangun gedung baru agar dapat dijadikan tempat menginap bagi mereka yang ingin secara intensif menuntut ilmu agama.
Ke depannya, gedung kedua tersebut akan dikembangkan dengan konsep pesantren digital, agar dapat mencetak santri yang religius namun berwawasan global.
Bagikan informasi tentang Konsistensi Pesantren Dolly dalam Membangun Peradaban kepada teman atau kerabat Anda.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Komentar dinonaktifkan: Konsistensi Pesantren Dolly dalam Membangun Peradaban
Maaf, form komentar dinonaktifkan.